google.com

Reforasi MRP

Mrp sebagai institusi kultural pure (asli) papua harus dijauhkan dan menjauhkan diri dari unsur agama. Pikiran ini berangkat dari refleksi pemikiran penulis secara mendalam tatkala memperhatikan sikap vatalisme dan mesianisme rakyat papua bahwa seakan tuhan (mungkin benarnya hantu) agama manusia penuh janji dan harapan bahwa tuhan akan datang membebaskan orang papua dari penindasan penjajahan dalam indonesia (nkri) dalam waktu dekat tanpa kepastian kapan tepatnya waktu dekat itu.

Karena percaya berlebih pada agama dan tuhan (hantu) memberi kemerdekaan orang papua malas berjuang karena tuhan oleh agama diberi harapan berlebih tuhan melalui agama-agama besar dunia yang dibawa masuk orang non papua dan diajarkan pada rakyat papua. Semua orang khususnya rakyat papua harus sadar bahwa kita semua pemeluk masing-masing agama, apapun agamanya dan siapapun penganutnya, harus tahu bahwa pada umumnya semua agama memberikan impian kosong dan harapan-harapan semu bahkan harapan palsu seakan tuhan benar akan datang membebaskan rakyat papua dari penjajahan dan penindasan yang dirasakannya sejak papua diintegrasikan kedalam wilayah nkri.

Hal ini sangat berbahaya mengingat agama tuhan diperkosa dalam bahasa dan lisan manusia dalam kenyataannya orang papua melalui agama dapat dibebaskan dan membebaskan diri tapi sebaliknya tuhan dan agama membelebggu kebebasan dan pembebasan nasib dan nasib rakyat papua sendiri, akhirnya penajajahan semakin menjadi bukan meringankan. Nasib kemerdekaan papua digantungkan pada agama dan tuhan berakibat penjajahan itu bukan saja berlarut-larut tetapi agama menambah beban penajahan.

Agama bagi rakyat papua jika  diamati secara seksama dari jarak sangat dekat sampai batas terlibat langsung didalam agama dan masyarakat papua maka saya tidak bisa menyangkal kebenaran fakta ini bahwa kenyataan terjadi di lapangan selama ini kemerdekaan papua berlarut-larurt dan rakyat tak berdaya melawan penjajahan papua oleh para pemimpin maka agama harus diduga sangat bertanggungjawab sebagai bagian dari penjajahan itu sendiri. Orang papua memberi harapan dan percaya tuhan datang membebaskan tanpa tanya benarkan dan kapan tuhan persisnya dtang bebaskan rakyat papu. Kecuali ini : atas nama agama diluar agama saya tidak ada keselamatan. Kita sibuk dilapangan dan wilayah ini

Demikian hampir semua agama besar dunia semisal islam, kristen dan yahudi bahwa kita semua sadar dan menghayati ini bahwa dalam ajaran masing-masing agama mengajarkan "diluar agama saya, agama salah, agama kami saja yang benar dan baik, diluar agama saya jahat karena itu harus dicurigai, tidak boleh ada, jangan berkembang. Hanya agama saya yang benar, diluar agama saya harus dicegah agar jangan ada. Jadi agama mereka anut diluar agama saya yang saya anut itu agama yang salah. Agama mereka salah maka kita harus meng-agamakan mereka dengan agama kita. Karena itu agama orang lain, agama diluar agama kita, pada dasarnya agama yang salah, jahat dan harus diwaspadai.

Demikian hampir semua ajaran dan watak agama yang mejadi kesadaran para penganutnya yang diajarkan oleh semua agama besar dunia kita semua tahu bahwa masing-masing agama mengajarkan pada pemeluknya hanya agama kami yang paling benar =, dilaur agama kita salah. Semua agama besar dunia ada truth cliem para penganutnya dan itu semua ada dan terjadi pada semua penganut agama satu  kepada pemeluk agama diluar agama dia.

sumber: catatan Ismail asso
google.com