Katanya Indonesia Merdeka, Meski sudah 60-an lebih  tahun Indonesia diakui kemerdekaannya, namun siapa bilang Indonesia telah merdeka sepenuhnya, merdeka hanya bagi para elit-elit politik dan petinggi negara, Presiden, Para Menteri, Gubernur, Wali kota, Camat Dpr. dan lain sebagainya. Rakyat masih menderita, menjajah, menindas dibawah tekanan  Militer anjing-anjing Piaraan elit-elit diatas ini.


Sebagai negara dan bangsa yang telah  merdeka, semua rakyat di berbagai lapisan, kecuali di lingkungan pejabat dan penjahat negara terus-menerus mengeluh dengan berbagai macam penderitaan, kemiskinan, kebodohan, penyakit, pengangguran, dan kriminalitas yang semakin bringas serta biadab. Sehingga membuat kita harus bertanya, mengapa semua ini menimpa Indonesia?

Siapa bilang kerok yang menanggung kesalahan fatal ini? Apa sebabnya begitu lama bangsa ini dirundung kemurungan dan kenistaan, padahal kita mengaku sebagai bangsa religius, beradab, berhati lembut, dan berjiwa santun? Menguap kemanakah sifat-sifat baik dari bangsa ini, sehingga kini hanya menyisakan moralitas tercela dan rendah? Apakah pengakuan bahwa bangsa ini religius, berhati lembut dan berjiwa santun sekadar lip service dan propaganda palsu, ataukah fakta sejarahnya memang demikian?


Bahwa Indonesia adalah bangsa yang bobrok, rusak moral, dan kacau pikirannya, sudah banyak contohnya. Selama ini, belum pernah Indonesia dinilai positif oleh dunia internasional, dan belum pernah rakyatnya merasakan kebaikan para pemimpin negaranya.

Sistim Negara Indionesia Di zaman orde lama (Orla), selama 22 tahun dipimpin Soekarno, Indonesia dikenal sebagai bangsa tempe, melarat, kemiskinan merajalela. Selama 32 tahun dipimpin Soeharto, rezim orde baru (Orde) dikenal sebagai negara pelanggar HAM parah, sementara warisan hutang luar negeri bejibun, dan menjadi beban rakyat Indonesia. Setelah Orla dan Orba berlalu, Indonesia belum juga naik peringkat, malah lebih terpuruk dari sebelumnya.

Sejak BJ Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati, hingga Susilo Bambang Yudhoyono yang terkenal dengan slogan “bersama kita bisa”, berturut-turut Indonesia menduduki posisi teratas dalam hal jeleknya. Sebagai negara terkorup se-Asia, produsen ekstasi terbesar di dunia, paling akrab dengan bencana, paling miskin rakyatnya, paling banyak hutang luar negerinya. Selain itu, Indonesia juga dikenal sebagai negara teroris, maju dibidang pornografi dan pornoaksi, dan yang paling parah negara pengekor asing paling setia. dan Mahalnya Ruang Demokrasi.

Kondisi Indonesia yang kian carut-marut hampir dalam segala kehidupan, membenarkan adagium (anggapan), bahwa munculnya pemimpin jahat datang dari masyarakat yang rusak. Dan kerusakan di masyarakat, disebabkan berkuasanya pemimpin jahat, koruptor, perusak moral, mengejar hawa nafsu, bohong kepada masyarakat. Pemimpin jahat biasa memanipulasi kepentingan pribadi dan partainya menjadi kepentingan negara dan masyarakat.