Produk Baru Pemusnaan Orang Papua Melalui “Otsus Plus Papua”


Bagi sebahagian orang terutama pemerintah pusat dengan Otonomi Khusus Tambah Bagi Papua dan Papua Barat disingkat 'OTSUS PLUS' berharap membawah perubahan kesejahteraan rakyat Papua. Sehingga 'OTSUS PLUS' baik karena dapat menimalisir resistensi nasionalime Papua. Demikian kemauan tujuan OTSUS PLUS, yang paling tahu soal ini pihak  (Jakarta). Tapi benar bergunakah Otsus plus bagi rakyat Papua? Adalah masalahnya, maka kita harus dikaji ulang disini secara bersama. Karena kenyataan penghargaan keberadaan kemanusiaan manusia adalah lebih penting dari pada menyembah Pancasila dan UU 45.

 Oleh sebab itu keberadaan efektifitas pemberlakuan Otsus plus kembali diperhatikan agar ada evaluasi secara menyeluruh, apakah memang Otsus plus dibutuhkan orang Papua atau mereka harus memerdekakan dirinya sebagai sebuah nation bebas dari Otsus plus atau dipilihkan jalan selainnya. Agar Indonesia tidak ngotot cliem Papua bagian dari negaranya adalah lebih adil daripada membiarkan gelombang kematian dan pencurian harga diri kemanusiaan bagi rakyat Papua.

Semula tujuan baik otsus diantaranya adalah pertama, agar orang Papua menjadi tuan di negerinya sendiri. Kedua percepatan pembangunan, ketiga memakmurkan rakyat sesuai SDA yang mereka miliki. Keempat, maka dengan sendirinya menghambat gelombang protes yang bermuara pemisahan diri dari NKRI. Namun kenyataan saat ini, itikad baik pusat lebih menunjukkan dan itu perhatian penting dan penuh pada alasan keempat daripada tujuan otsus pada umumnya.

Jika tidak di evaluasi ulang maka benar alasan perasaan sebahagian besar rakyat Papua. Karena itu masuk akal bahwa pusat lebih menaruh perhatian lebih serius Otsus tidak sebagaimana semua harapan diatas, sebaliknya banyak membawa malapetaka bagi rakyat Papua. Dalam beberapa tahun terakhir adalah sebuah ketidaknyamanan hidup orang-orang Papua diatas tanah airnya sendiri, tanda kematian HAM dan demokrasi abadi. Betapa tidak uang triliunan dikucurkan pusat tidak lebih bermanfaat daripada alkohol, ”paha putih” lalu uang lari ke kantong kapital kalau bukan hanya alat mega-megahan pejabat Papua.

Dilapangan menunjukkan bahwa kebijakan keputusan politik Otonomi Khusus Papua Plus dan Papua Barat hanya membawa musibah bagi rakyat Papua. Fakta yang terjadi di lapangan (Papua, Papua Barat) proses genosida nyata terjadi daripada memakmurkan rakyat dari uang trilyunan rupiah yang dikucurkan Jakarta. Dengan uang Otsus UP4B dan Otsus plus orang Papua mudah membeli miras, perempuan WTS, korupsi, proyek jalan-jalan, yang semuanya bermuara pada penyakit dan kematian. Selain kurang adanya kontrol rakyat banyak uang tidak dipertanggungjawabkan pada siapa sesama orang Papua. Kini orang Papua lebih hebat, daripada orang Jakarta dalam hal korupsi. 

Pejabat maling (korupsi) adalah fenomena lain dan baru disetiap instansi pemerintahan di Papua Barat (atau bernama Otsus Papua dan Otsus plus), dan itu dilakukan oleh para pejabat tidak hanya, malah mereka lebih parah orang-orang pejabat bukan asli Papua. Hampir dipastikan bahwa uang Otsus banyak mudharat daripada manfaat bagi orang Papua asli, tapi banyak untung orang pendatang di tanah Papua.

Ketua Umum Front PEPERA Papua Barat, Selpius Bobii menyuarakan orang Papua tidak boleh terpengaruh dengan Otonomi Khusus Plus yang ditawarkan Jakarta untuk Papua. Seperti dilansir majalahselangkah.com. Selpius  "Orang Papua jangan terpengaruh dengan proyek Pemusnahan Etnis Papua yang dikemaskan dalam 'OTSUS PLUS'. Draft RUU Otsus plus ditargetkan selesai Agustus 2013 mendatang," katanya kepadamajalahselangkah.com, Senin, (20/05/13). Tahapan Politik Papua mengatakan, menurut Republik Indonesia tujuan Otsus Plus Papua untuk menjawab berbagai persoalan Papua dengan pembangunan kesejahteraan. Tetapi,  Otsus Plus tidak akan jawab persoalan Papua, justru menambah persoalan di Tanah Papua. Masalah utama Papua bukan soal kesejahteraan.

Kata dia, tujuan terselubung Otsus Plus adalah Republik Indonesia membangun kepercayaan masyarakat Internasional karena kegagalan Otsus & UP4B; mengambil hati orang Papua untuk tetap berada dalam NKRI; mengulur ulur penyelesaian masalah Papua; Perpanjangan penindasan Republik Indonesia; pecah bela kesatuan orang Papua; serta percepat pemusnahan etnis Papua, kuasi tanah air Papua dan menjarah kekayaan alam Papua. Karena itu, kata dia, pihaknya dari dalam penjara Indonesia menyatakan menolak Otsus Plus.

Penulis: Peduli keadilan dan kebenaran

Sumber: Pelbagai sumber media Online