Polisi memblokade aksi damai  rakyat Papua di Timika  : Foto (AO/KM)
TIMIKA, (KM)--- Rakyat Papua yang menamakan diri Gerakan Peduli Pelanggaran Hak Asasi Manusia (GPPHAM) yang diakomudir mediasi oleh Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Timika, menggelar Aksi Damai, menuntut Prediden JOKOWI-JK segera menyelesaikan Pelanggaran Ham Papua dan tarik militer Organik dan Nonorganik dari Tanah Papua.  Namun aksi tersebut, pihak Keamanan Polisi memblokade di Gorong-gorong depan pasar kelurahan Koperapoka, pada kamis (03/09/2015) waktu setempat.
Dari pantauan awak media www.kabarmapegaa.com, masa aksi dengan membawah poster foto pelanggaran Ham yang terjadi di Papua sejak 1960 sampai 2015, dan masa aksi juga mayoritas memakai pakian hitam membawah dua peti Jenasah. 
Masa aksi juga, memegang spanduk dengan tulisan “Papua Barat Zoda Darurat Militer”, dan “Indonesia segera Stop Genosida Orang Papua.” tertulis panduk  aksi.
Masa aksi mulai longmarch Jalan kaki dari Bendungan kantor Knpb dan PRD Wilayah Timika, melewati Kebun sirih jalan Pt. Freeport lama, menuju  perempatan pasar Gorong-gorong, terjadi pelamangan dari aparat kepolisian.
Aparat kepolisian dibawah pimpinan, Kasat Intelkam AKP Toni Upuya, dan penanggung Jawab kegiatan GPPHAM oleh Parlemen Rakyat Daerah (PRD)  mulai negosiasi, lalu polisi tidak mengijinkan melanjutkan kegiatan aksi ke titik aksi digereja Tiga Raja, polisi hanya ijin mengamankan aksi di Gorong-gorong saja, kata Toni.
Kemudian, Ketua KNPB Steven, menjelaskan tujuan kami hanya ijin menyampikan aspirasi rakyat, kami mau melakukan ibadah doa duka bersama di gereja Katolik Tiga Raja, setelah itu kami pulang begitu, namun pihak kepolisian tetap tidak mengijinkan melanjutkan ke gereja.
GPPHAM, melanjutkan kegiatan aksi ibadah doa duka digorong-gorong, Ibadah di Pimpin oleh pendeta Daniel Bagau, dalam kotbanya menyatakan “ Allah Turut bekerja dalam segala perkara” kita tetap ada didalam dia, kita tidak boleh kecil hati, dan jangan marah kepada musuh kita berdoa buat mereka agar mereka bertobat.
Selanjutnya masa aksi memasang lilin untuk tanda dukacita yag sedalam-dalamnya, terhadap Timika berdarah pada 28 Agustus 2015 kemarin, oknum tentara menewaskan 2 Orang mati tempat dan4 orang luka-luka berat.
Ketua Umum KNPB, Steven Itlay, dengan tegas menyatakan “Kami rakyat Papua mengutuk pelaku kejaharan kemanusiaan pelanggaran ham di Papua khusunya di Timika, TNI menembak 2 orang mati dan 4 orang luka-luka, lanjut TNI menggunakan alat Negara, jadi Negara bertanggung jawab,”Ungkapnya.
Kata Steven, “mulai saat ini Tentara dan Polisi  Stop…! jangan tembak sembarangan kami ini bukan binatang buruan, kalian tembak kemarin dua pemuda Gereja itu awal dan terakhir”Tegasnya. (Andy O/KM)