Beberapa Tokoh Intelektual Suku Mee saat Pemasangan Lilin Natal, Andy/KM
Timika, KABARMAPEGAA.Com-- Natal atau hari kelahiran Tuhan Yesus Kristus yang diperingati umat Kristen di seluruh dunia pada setiap 25 Desember, maka Kerukungan Keluarga Besar Suku Mee Kabupaten Mimika juga turut merayakan ibadah Natal bersama, di gedung gereja Kingmi Jemaat Gloria Aweida,  Jalan Bilibis Timika Indah, Papua.
Adapun tema yang diusung pada natal tahun 2018 kali ini "Yesus  Menjadi Sama Dengan Manusia" dan sub tema "Melalui Perayaan Penyambutan Natal 25 Desember 2018, Kerukunan Keluarga Besar Suku Mee Kabupaten Mimika Bersatu Menghadirkan Rencana Allah dibumi sama seperti disorga", dalam bahasa mee (Kii Makidaa Kiiya Maiya Epaawadoka Iyee Keitiyawi).
Di dalam kehidupan kita, Tuhan Yesus mengajarkan agar kita hidup dalam terang artinya kita hidup dalam Yesus Kristus. Salah satu sikap hidup dalam terang adalah hidup dalam kasih. Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak, kata-Nya: “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.
Demikian Kata, Pilemon Bunai, S.Th, dalam kotbanya menggunakan bahasa daerah suku mee, Pada Sabtu (15/12). Dia juga menyampaikan, Kasih itu bukan hanya sekedar menolong ataupun berbagi. Tetapi kasih adalah bagaimana sikap iman kita. Kalau kita hanya menolong tetapi dengan paksaan itu bukan kasih. Kalau kita memberi tetapi tidak iklas itu pun bukan kasih. 
Menurutnya, Karena kasih mengajarkan untuk mengasihi dengan hati iman yang sungguh-sungguh untuk mengasihi. Hidup dalam kasih pun berarti hidup untuk rendah hati. Rendah hati berarti selalu bersyukur untuk apa yang diterima. Tidak mengeluh akan kesulitan-kesulitan hidup. Karena orang yang memiliki sikap menjadi terang yakin bahwa cahaya Tuhan mengisi hidupnya.
Lanjut dia, Ketika kita sudah hidup dalam terang kita harus membawa terang itu kepada setiap orang. Jangan kita biarkan terang itu hanya menyinari satu tempat saja, tetapi biarlah terang ini mampu menyinari semua tempat yang gelap.
"Artinya kita harus menjadi berkat bagi semua orang. Sikap terang yang telah kita pahami yaitu tentang kasih dan sikap selalu bersyukur,"Ucap Pilemon. 
Usai perayaan Natal, Ketua Panitia, Yehuda Edowai S, Sos, mengatakan, perayaan Natal bagian dari rasa syukur umat Kristiani, dimana Tuhan Yesus datang ke dunia adalah untuk membawa pesan damai. Pesan damai inilah yang harus diimplementasikan dalam tugas sehari-hari.
“Perayaan Natal Suku Mee di Timika baru pertama, melalui natal ini mampu membawa perubahan bagi keluarga besar Suku Mee di kabupaten mimika,” jelasnya.
Dalam bagian lain, Yehuda, melalui semangat Natal di tahun 2018 ini, diharapkan Suku Mee dapat melaksanakan Musyawarah Adat Suku Mee (MUSDATME) pada tahun 2019 mendatang , harapannya bisa berjalan secara bersama-sama, sehingga pelaksanaan program dapat tercapai sebagaimana tujuan yang diinginkan.
Dia juga menjelaskan kehidupan suku Mee dari turun temurun bermakluk sosial dalam kehidupan sosial untuk menyelesaikan suatu pekerjaan atau masalah baik itu dalam hal melakukan pesta, membuat rumah, berkebun, beternak dan lain sebagainya. Pola kehidupan tersebut terus mengalir sampai generasi kami sehingga saat ini bersama-sama melakukan ibadah natal.
"Dengan harapan supaya suku mee Kabapaten mimika dapat bersatu kembali demi mewujudkan rencana Allah Di bumi seperti disurga. Tahun-tahun mendatang suku mee wajib merayakan Natal bersama, "pesan Yehuda.
Panitia-pun menyediakan babi 8 ekor untuk upacara bakar batu dalam perayaan Natal tahun ini, diakhiri dengan makan bersama, masakan Bakar Batu atau Barapen,  sebagai ungkapan rasa syukur, kebersamaan dan saling berbagi kasih sukacita Natal.

Pewarta: Andy Ogobai/KM
sumber:https://kabarmapegaa.com/Artikel/Baca/ibadah_natal_suku_mee_wujudkan_rencana_allah_dibumi_seperti_disorga.html