Spanduk Injil 4 berganda Masuk Papua, Doc/KM
TIMIKA, KABARMAPEGAA.COM-- Momentum untuk memperingati 80 tahun Injil Empat Berganda  Gereja Kemah Injil  "KINGMI" di Tanah Papua pertama kali  menginjak kaki di pegunungan tengah Papua. sejak 13 Januari 1939. di Enarotali, Umat  Kingmi Seluruh Wilayah Papua yang tergabung dalam Pos-pos,  Jemaat, dan  Klasis serta Sinode Papua serentak  akan melakukan Ibadah Bersama.  Pada Minggu (13/01/2019) mendatang.
Demikian Kata, Sekertaris Panitia  Ibadah Kemah Injil Papua yang Ke-80, Deki Ogetai, S.Si, melalui keterangan tertulis, kepada kabarmapegaa.com, jumat (11/01).
Dia mengatakan Ibadah bersama  Klasis Timika, dengan Thema " Mengawal Semangat Panggilan Para Saksi Iman" dan sub thema: “Memberikan Kristus Sang Pemuli  Di Tengah Gereja Dan Masyarakat Kita Haus Lawatan Tuhan"
“Masuknya Injil di pedalaman pegunungan Tengah Papua ini semoga dengan bertambah usia, bertambah pula semangat pelayanan kita menuju menjangkau penginjilan di polosok di Tanah Papua,”Kata Deki.
Masuknya Injil empat berganda  sejak 1939. kemudian sebelumnya sejak 1855 Injil  masuk di Mansinam melalui Otto dan Gesser, di Manokwari.
"Kemah Injil masuk Papua, ini adalah suatu kebahagian dan sukacita tersendiri, oleh karena Tahun 2019 adalah Tahun EMAS Kingmi di Tanah Papua, untuk memenangkan jiwa bagi Tuhan "tutur Panita dalam seruan ibadahnya. 
Panitia juga menyatakan, "Kaum muda-mudi, Kingmi Papua mari bangkit dan rapatkan barisan untuk menjemput "masuknya Injil di daerah pegunungan tenga papua, dibawakan Misionaris Christian And Missionarry Aliance (C&MA). Kemudian sekarang disebut Sinode Gereja Kemah Injil  (Kingmi) Di Tanah Papua.
Kemudian Pdt Dr. Benny Giyai, selaku Ketua Pimpinan  Sidone Kingmi Ditanah Papua, juga ucapkan selamat merayakan Injil masuk Papua kepada seluruh umat Kingmi. 
"Gereja Kingmi di tanah Papua dalam misi  pekabaran Injil Tuhan perlu menghadirkan terang kasih Tuhan Allah dan pembaharuan iman umat Tuhan yang ada di tanah papua sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Tuhan Allah kepada umatnya bahwa pergi dan  beritakanlah kepada  semua umat tentang  kerajaan  Tuhan Allah, "Ungkap Benny Giay dalam Web Resmi kingmi-papua.org.
“Kondisi Papua saat ini tidak jauh berbeda dengan zaman ketika Yesus menyerahkan diriNya untuk mati di atas kayu salib bagi kita manusia. Seperti halnya kita di Papua pada usia ke-50 tahun diperhadapkan dengan rezim negara, pemerintah, militeristik dan kekerasan,” ujar Benny.
Benny juga pesan, kita umat Kingmi, berubah untuk menjadi kuat, sehat dan terbuka menuju pemberdayaan dan kemandirian seutuhnya berdasarkan nilai-nilai Kerajaan Allah di bumi Papua menuju “Gereja yang lebih mandiri, terbuka, terlibat dan solider”
Kegiatan ibadah bersama di gelar beberapa wilayah Papua terdiri dari 94800 Jemaat dan Pos PI yang tersebar seluruh papua dari, Sorong, Manokwari, Biak, Serui, Jayapura Wamena, Timika, Paniai, Nabire, Dogiyai, Deiyai, Puncak Jaya, Tolikara, Merauke dan Asmat.
Lebih jauh tentang perjalanan misionaris, Deibler tiba di Danau-danau Wissel tahun 1939, Begitu tiba di Enaagotadi (Paniai) pada tanggal 13 Januari 1939 Ia (Deibler) melihat keindahan alamnya sehingga Deibler semangat. keadaan daerah itu sungguh memberi harapan, iklimnya sangat baik karena letaknya 1.800 m diatas permukaan laut.
Tanahnya subur, penduduk didaerah itu memang pernah melihat orang asing sebelumnya ketika Dr.W.Cator menjelajahi daerah Paniai. Karena itu mereka tidak sama sekali memusuhi utusan C&MA itu. 
Malahan mereka bersikap terbuka dan menerima apa yang disampaikan oleh hamba Tuhan itu. Ada sebutan suku Kapauku yang kemudian dikenal dengan nama EKARI, EKAGI, namun tidak benar sebutannya. Tetapi lebih positif sebutan mereka adalah “MEE” yang berarti “MANUSIA”.

Pewarta: Andy Ogobay/KM